mencari pahala dengan mensharing kebaikan.

Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 20 November 2016

Contoh Asuhan Keperawatan Post Sectio Caesarea














Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam Sejahtera !

Alhamdulillah, dengan rahmat Allah Swt Dokumen ini bisa dibuat. sebenarnya ini merupakan tugas kelompok saya di sekolah sebagai laporan hasil praktek kerja lapangan, tetapi gapapa saya post kan. barangkali ada yang perlu sebagai referensi untuk tugas sekolah juga atau pada saat bekerja di lapangan.
Sesungguh nya saya berharap tidak ada kesalahan dalam pembuatan Askep (Asuhan Keperawatan) ini, akan tetapi kesempurnaan itu sangatlah mustahil. Maka dari itu saya sangat menerima kritik dan saran nya yang anda berikan untuk menjadi lebih baik lagi, akan tetapi maafkan lah keselahan saya itu hehe..



berikut contoh asuhan keperawatan





ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.T
DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST SECTIO CAESAREA
DI RUANG PERAWATAN IBU
KLINIK UTAMA AMANDA













Disusun oleh :
   
   Cici Sri Indang Kartini
Mira Ayu Herawati
 Ryan NoorFauzan
 Tia Hania Triyanti


smk graha medika indonesia
tahun ajaran 2016/2017










_______________________________________________________________________________________________________












KATA PENGANTAR


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah Subhanahu wa ta’ala berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya milik Allah atas segala berkat, rahmat yang sangat besar, laporan Asuhan Keperawatan ini bisa kami selesaikan.
Dalam penyusunannya, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada : Ibu Nurhayati selaku kepala sekolah, ibu Risma Arisyanti, dan pembimbing di klinik ; Dr.Rizkar Sukarsa, Dr.Endah, Ibu Nurhayati, Ibu Cucu, Ibu Siti yang telah memberikan bimbingan, dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dukungan dari keluarga dan dari teman-teman dekat yang membuat kami bersemangat dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan Asuhan Keperawatan ini menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun kami berharap isi dari laporan Asuhan Keperawatan kami ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun kesempurnaan itu hanya milik Allah. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran membangun agar tugas Asuhan Keperawatan ini dapat lebih baik lagi.

Jalancagak, 07 November 2016

Penyusun












______________________________________________________________________________________________________







DAFTAR ISI

1.1 Kata Pengantar ....................................................................................................................................................     i
1.2 Daftar Isi : ..............................................................................................................................................................    ii
2.1 BAB 1 : Laporan Pendahuluan .......................................................................................................................   1
3.1 BAB 2 : Asuhan Keperawatan .......................................................................................................................    5
3.2 (I) Pengkajian .......................................................................................................................................................   5
a. Identitas ................................................................................................................................................................   5
b. riwayat kesehatan ............................................................................................................................................   5
c. riwayat kehamilan, persalinan, dan KB ...................................................................................................   6
d. data sosial ............................................................................................................................................................   6
e. data spiritual .....................................................................................................................................................    6
f. pemeriksaan fisik .............................................................................................................................................    6
g. data bilogis .........................................................................................................................................................    8
h. data penunjang ..................................................................................................................................................   8
i. pengobatan/therapy .......................................................................................................................................    9
j. analisa data ...........................................................................................................................................................   9
3.3 (II) Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah ..........................................................   10
3.4 (III) Perencanaan Keperawatan dan Implementasi ..........................................................................   11
4.1 BAB 3 : Kesimpulan ........................................................................................................................................    13
5.1 Daftar Pustaka ..................................................................................................................................................    14






_______________________________________________________________________________________________________



BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN



1.      Definisi
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim. (Mochtar, 1998)

2.       Etiologi
Indikasi SC :
Indikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar sectio caesarea adalah :
a. Prolog labour sampai neglected labour.
b. Ruptura uteri imminen.
c. Fetal distress.
d. Janin besar melebihi 4000 gr.
e. Perdarahan antepartum.
(Manuaba, I.B, 2001)
Sedangkan indikasi yang menambah tingginya angka persalinan dengan sectio adalah :
a.  Malpersentasi Janin.
1.     Letak lintang
Bila terjadi kesempitan panggul, maka sectio caesarea adalah jalan /cara yang terbaik dalam melahirkan janin dengan segala letak lintang yang janinnya hidup dan besarnya biasa. Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan sectio caesarea walaupun tidak ada perkiraan panggul sempit. Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara lain.
2.        Letak belakang
Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang bila panggul sempit, primigravida, janin besar dan berharga.
       b.  Plasenta Previa sentralis dan Lateralis.
       c.  Presentasi lengkap bila reposisi tidak berhasil.
       d.  Gemeli menurut Eastman.
Sectio caesarea dianjurkan bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu, bila terjadi interior (looking of the twins), distosia karena tumor, gawat janin dan sebagainya.
       e.  Partus lama.
       f.  Partus tidak maju.
       g.  Pre-eklamsia dan hipertensi.
       h.  Distosia serviks.

3.       Patofisiologi

Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah risiko infeksi.

4.         Manifestasi Klinis

Persalinan dengan Sectio Caesaria , memerlukan perawatan yang lebih koprehensif yaitu: perawatan post operatif dan perawatan post partum. Manifestasi klinis sectio caesarea menurut Doenges (2001), antara lain :
a.     Nyeri akibat ada luka pembedahan.
b.      Adanya luka insisi pada bagian abdomen.
c.      Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus.
d.      Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lochea tidak banyak).
e.      Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800ml.
f.      Emosi labil / perubahan emosional dengan mengekspresikan ketidakmampuan menghadapi situasi baru.
g.     Biasanya terpasang kateter urinarius.
h.     Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar.
i.        Pengaruh anestesi dapat menimbulkan mual dan muntah.
j.       Status pulmonary bunyi paru jelas dan vesikuler.
k.      Pada kelahiran secara SC tidak direncanakan maka bisanya kurang paham prosedur.
l.       Bonding dan Attachment pada anak yang baru dilahirkan.

5.      Komplikasi

1.     Infeksi, lokasinya pada rahim dapat meluas ke organ-organ dalam rongga panggul disekitarnya. Faktor-faktor predisposisi partus lama, ketuban pecah dini, tindakan vaginal sebelumnya.
2.     Pendarahan bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri.
3.     Luka kandung kemih.
4.     Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga bisa terjadi ruptur uteri pada kehamilan berikutnya.
5.     Ruptur uteri pada kehamilan berikutnya (Wiknjosastro, 2005).

6.       Penatalaksanaan

a.      Pemberian cairan
Karena 6 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian cairan perintravena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya DS 10%, garam fisiologi dan RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan. Bila kadar Hb rendah diberikan transfusi darah sesuai kebutuhan.
b.     Diet
Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. Pemberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 - 8 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
c.      Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :
1.    Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 8 jam setelah operasi.
2.    Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini  mungkin setelah sadar.
3.    Hari pertama post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya.
4.   Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk (semifowler).
5.   Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri, dan pada hari ke-3 pasca operasi.pasien bisa dipulangkan.
d.      Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
e.      Pemberian obat-obatan
1.    Antibiotik.
2.    Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan :
1)   Supositoria            = ketopropen sup 2x/24 jam.
2)   Oral                          = tramadol tiap 6 jam atau paracetamol.
3)    Injeksi                     = penitidine 90-75 mg diberikan setiap 6 jam bila perlu.

7.      Diagnosa Keperawatan

a.     Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan karena sectio caesarea.
b.    Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan ketidakmampuan klien mengenai perawatan luka post op sc.

8.       Pemeriksaan penunjang

a.      Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
b.     Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi.
c.     Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah.
d.     Urinalisis/kultur urine.
e.      Pemeriksaan elektrolit.









________________________________________________________________________________________________________






BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.T
DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST SECTIO CAESAREA
DI RUANG PERAWATAN IBU
KLINIK BERSALIN UTAMA AMANDA

1.        Pengkajian

A.   Identitas
a.       Identitas Klien
Nama                             : Ny.T
Umur                             : 29 tahun
Jenis kelamin              : Perempuan
Agama                           : Islam
Pendidikan                  : Diploma
Pekerjaan                     : Perawat
Status                            : Menikah
Suku/Bangsa               : Sunda/Indonesia
Tanggal masuk            : 08-10-2016
Tanggal pengkajian   : 11-10-2016
No medrek                   : 00.44.16
Diagnosa medik          : Post Sectio Caesarea
Alamat                           : Jl. Sapan RT02/RW06 Desa Sumbersari Kec. Ciparay
                                                           Kab. Bandung

b.       Identitas Penanggung Jawab
Nama                                          : Tn.F
Umur                                          : 30 tahun
Agama                                        : Islam
Pendidikan                               : S1
Pekerjaan                                  : TNI
Hubungan dengan klien       : Suami
Alamat                                        : Jl. Sapan RT02/RW06 Desa Sumbersari Kec.Ciparay Kab. Bandung

B.      Riwayat Kesehatan
1.       Keluhan Utama
 Klien mengeluh nyeri pada luka post operasi

2.       Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh nyeri, nyeri disebabkan oleh luka operasi, nyeri dirasakan seperti tersayat oleh benda tajam, nyeri dirasakan didaerah luka post operasi, nyeri bertambah jika klien bergerak secara aktif dan melakukan aktivitas berlebihan, dan nyeri berkurang jika klien tidak banyak melakukan aktifitas, skala klien 3 (sedang), nyeri dirasakan sewaktu-waktu.
3.       Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada tanggal 08-10-2016 klien datang ke R.B Amanda Lembang dengan rencana SC Primer atas indikasi bekas SC, tidak terdapat mules, tidak ada bloodshow, gerak janin dirasakan aktif. Dilakukan pemeriksaan fisik dan di dapatkan data  TD : 110/70mmHg, N : 76x/mnt, R: 16x/mnt, S : 36,0°C (dilihat dari data status klien). Dan pada akhirnya pada pukul 20.00 WIB klien dilakukan operasi.

4.       Riwayat kesehatan keluarga
Klien  mengatakan di dalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit ataupun mengalami operasi SC (Sectio Caesaria).

C.      Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan KB

1.         Riwayat Kehamilan
·      Riwayat pemeriksaan kehamilan
Klien mengatakan selama kehamilannya pada trimester ke I memeriksakan kehamilannya sebanyak 3x ke dokter, pada trimester ke II 3x, dan pada trimester ke III sebanyak 4x.
·      Riwayat Imunisasi
Klien mendapatkan imunisasi tetanus pada trimester I 1x.
·      Penyakit kehamilan
Klien mengatakan selama kehamilannya tidak memiliki riwayat penyakit

2.         Riwayat Persalinan

Kehamilan
Ditolong oleh
Jenis persalinan
Jenis kelamin
BB dan TB
Penyakit
1
(pertama)
Dokter
SC (Sectio Caesarea)
Laki-laki
3650gram
-
2
(kedua)
Dokter
SC (Sectio Caesarea)
Laki-Laki
3330gram
-

3.         Riwayat KB
Klien mengatakan bahwa anak pertama dan kedua menggunakan alat kontrasepsi jenis IUD selama ± 5 tahun.

D.   Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarganya baik, terbukti saat klien berada di RB Amanda ada anggota keluarganya yang menunggu dan menjaganya secara bergantian.

E.    Data Spiritual
Klien beragama Islam, namun selama di RB Amanda klien tidak melakukan shalat lima waktu, klien hanya berdoa agar klien cepat sembuh dan pulang ke rumah.

F.    Pemeriksaan Fisik

1.    Keadaan umum            : Lemah
Kesadaran                      : Composmentis 14-15 (klien dapat menjawab  pertanyaan yang diajukan dengan tepat)

Tanda-tanda Vital       :
Tekanan darah       =  100/70mmHg
Nadi                            =  80x/menit
Respirasi                  =  20x/menit
Suhu                          =  36˚C
BJA                             =  140-160x/menit

2.    Kepala                               : Rambut dan kulit kepala bersih, distribusi rambut merata,                                                    warna rambut hitam, tidak ada rasa nyeri saat dipalpasi,                                                              tidak terdapat benjolan dan luka.
3.    Muka                                 : Ekspresi wajah meringis kesakitan
4.    Mata                                   : Konjungtiva kemerahan, penglihatan kllien normal                                                                    dibuktikan dengan klien dapat melihat handphone dengan                                                          baik tanpa menggunakan kacamata, pergerakan bola mata                                                                normal.
5.    Hidung                              : Bentuk dan letak lubang hidung simetris, tidak terdapat lesi,                                               tidak ada sekret, fungsi penciuman baik ditandai dengan                                                              klien dapat mencium aroma makanan yang disajikan.
6.    Telinga                              : Letak dan lubang telinga simetris, tidak terdapat serumen  ,                                                 tidak ada pembengkakan dan lesi, fungsi pendengaran baik                                                        ditandai dengan klien dapat menjawab pertanyaan yang                                                                     diajukan dengan tepat.
7.    Mulut dan Gigi               : Bibir lembab, tidak ada lesi, tidak terdapat peradangan pada                                               mulut dan gigi, gigi masih lengkap, tidak terdapat caries,                                                              fungsi pengecapan baik.
8.    Leher                                 : Simetris, tidak terdapat benjolan, tidak terdapat pembesaran                                                    kelenjar getah bening dan kelenjar tyroid, pergerakan baik.

9.    Dada                                  : Rongga dada sometris, tidak terdapat nyeri dada, respirasi                                                   20x/menit,bunyi nafas vesiculer, tidak terdapat bunyi                                                                   tambahan seperti wheezing dan ronchi.
10.     Payudara                         : Simetris, payudara tidak bengkak, puting susu menonjol,                                                       areola coklat, sedikit kotor, ASI keluar, payudara teraba                                                                keras.
11.   Abdomen                         : Terdapat luka sectio caesarea dibawah pusat, tinggi fundus                                                   uteri 2 jari dibawah pusat, luka ± 10 cm, luka sudah tidak                                                                   terlalu basah, tidak ada mual dan muntah, adanya nyeri                                                                tekan.
12.   Genetalia                          : Lochea rubra dan berbau amis, klien memakai pembalut,                                                      perdarahan satu pembalut tidak penuh, perdarahan ±500cc,                                                      tidak terpasang kateter, BAK lancar.
13.   Rectum                             : Terdapat lubang anus, klien mengatakan belum BAB
14.   Ektremitas
a.      Ektremitas atas     : Tangan kanan dan kiri dapat bergerak dengan                                                                                  bebas, tidak terpasang infus, tidak terdapat lesi,                                                                       bentuk kedua tangan sama panjang, kuku pendek.
b.    Ektremitas bawah : Pergerakan bebas, tidak terdapat lesi, kedua kaki sama                                                            panjang, kuku pendek.


G.        Data Biologis

Data Biologis
Di rumah
Di RB Amanda
1.       Pola Nutrisi
·         Makan


·         Minum

·         3x/hari, 1 porsi habis; nasi, lauk pauk, sayuran
·         ± 6-8 gelas/hari; air putih, teh

·         3x/hari, habis ½ - 1 porsi; bubur/nasi, lauk pauk, sayur
·         ± 6-7 gelas/hari, air putih
2.       Pola Eliminasi
·         BAK


·         BAB

·           BAK ± 5-6x/hari, warna kuning jernih, lancar
·           BAB 1x/hari, konsistensi lembek

·      BAK ± 4-6x/hari, warna kuning jernih

·      Klien belum BAB
3.       Pola istirahat tidur
·         Tidur malam


·         Tidur siang

·           ± 7-8 jam/hari, nyenyak

·           ± 1-2 jam/hari, nyenyak

·      ± 5 jam/hari, sering terjaga, karena suasana asing dan menyusui bayi

·      ± 1 jam/hari, sering terjaga
4.       Personal Hygiene
·         Mandi
·         Gosok Gisi
·         Keramas

·             2x/hari

·             2x/hari
·             3x/minggu

·      Selama di klinik klien mandi 1x
·      1x/hari
·      Selama di klinik klien belum pernah keramas
5.       Pola Aktifitas
Klien beraktifitas seperti biasa selaku ibu rumah tangga, dan pergi bekerja selaku perawat
Klien sudah bisa beraktifitas sendiri, namun klien masih lemah



H.        Data Penunjang
a.  Hasil pemeriksaan laboratorium pre operasi pada tanggal 09 oktober 2016
No
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
Metode
1
Hemoglobin
9,5
12-16
mg/dl
Photometri
2
Leukosit
10,70
4,8-10,8
10 ̂3µL
Impedence Electric
3
Eritrosit
3,97
3,3-5,8
10 ̂6µL
Impedence Electric
4
Hematokrit
30,2
30-50
%
Impedence Electric
5
Trombosit
262
150-450
10 ̂3µL
Impedence Electric
6
MCV (VER)
76,0
80-94
fl
Impedence Electric
7
MVH (HER)
23,8
27-31
pg
Impedence Electric
8
MCHC (KHER)
31,3
33-37
%
Impedence Electric





b.    Hasil pemeriksaan laboratorium post operasi pada tanggal 09 oktober 2016
No
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
Metode
1
Hemoglobin
8,3
12-16
mg/dl
Photometri
2
Leukosit
18,60
4,8-10,8
10 ̂3µL
Impedence Electric
3
Eritrosit
3,49
3,3-5,8
10 ̂6µL
Impedence Electric
4
Hematokrit
26,4
30-50
%
Impedence Electric
5
Trombosit
225
150-450
10 ̂3µL
Impedence Electric
6
MCV (VER)
75,7
80-94
fl
Impedence Electric
7
MVH (HER)
23,9
27-31
pg
Impedence Electric
8
MCHC (KHER)
31,6
33-37
%
Impedence Electric


I.          Pengobatan / therapy
1.    Lactamam 2x1
2.    Imesco 1x1
3.    Cavit D3 1x1
4.    Pronalges tab 3x1

J.           Analisa Data

No
Data Senjang
Etiologi
Masalah
1
DS :
-klien mengeluh nyeri pada daerah luka operasi
DO :
-terdapat luka operasi SC ± 10cm
-luka tertutup perban
-luka berbentuk vertical
-klien tampak meringis kesakitan
-skala nyeri 3
Tindaka Sectio Caesarea
 


Terputusnya kontinuitas jaringan


Merangsang pengeluaran Vasoaktif (Serotinin, bradikinin, histamin)


Nyeri di hantarkan ke hypothalamus


Nyeri di persepsikan
Nyeri
2
DS :
-klien mengatakan bahwa klien tidak mampu merawat luka sectio caesaria sendiri
DO :
-terdapat luka post SC
-luka ± 10 cm berbentuk vertikal
Terdapat luka operasi sectio caesarea


Terputusnya kontinuitas jaringan


Tempat masuknya mikro organisme kedalam luka post operasi


Resiko terjadinya infeksi
Resiko terjadinya infeksi pada luka post operasi
2.        Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas masalah
a.    Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan karena sectio caesaria
b.    Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan ketidakmampuan klien mengenai perawatan luka post op sc






3. Perencanaan Keperawatan dan Implementasi
No
Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
Tujuan
Intervensi
1
11-10-2016
Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan karena sectio caesaria, ditandai dengan
Ds:
- Klien mengeluh nyeri pada luka operasi
Do:
-Terdapat luka operasi SC ± 10 cm
-Luka berbentuk vertical
-Klien tampak meringis
-Skala nyeri 3
Tujuan panjang :
Setelah 3 hari perawatan gangguan nyeri teratasi.
Tujuan pendek :
Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam luka operasi kering, dengan kriteria :
-          Klien tidak mengeluh nyeri
-          Ekspresi wajah rileks
-          Skala nyeri berkurang menjadi 1
-          Luka klien kering
1.  Anjurkan klien untuk teknik relaksasi (nafas dalam)
2.  Observasi tanda-tanda vital
3.  Batasi aktivitas klien
4.  Beri analgetik sesuai program
1.  Pukul 07:15 WIB menganjurkan teknik relaksasi dengan nafas dalam
Evaluasi:
Klien melakukan relaksasi dengan nafas dalam
2.  Pukul 07:30 WIB mengobservasi tanda-tanda vital
Evaluasi:
TD = 100/70mmHg
S = 36,0˚C
R = 20x/menit
N = 80x/menit
3.    Pukul 08:00 WIB memberikan obat analgetik 1xl
Evaluasi:
Pronalges tab

S :
-Klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang
-Klien mengatakan bila bergerak nyeri masih ada
O :
-Luka kering, ekspresi wajah meringis saat di palpasi
A :
masalah teratasi sebagian
P :
-Observasi tanda-tanda vital
-Berikan obat sesuai therapi
I:
-mengukur tanda-tanda vital
TD: 100/70 mmHg
N: 80x/mnt
R: 20x/mnt
S: 36,0°C
-memberikan therapi pronalges tab
E:
- Klien mengatakan nyeri berkurang
R:
-Lanjutkan intervensi
2
11-10-2016
Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan ketidak mampuan klien mengenai perawatan luka post op sc, ditandai dengan:

DS :
-Klien mengatakan belum di ganti balutan
DO :
-Adanya luka operasi berbentuk vertikal ± 10cm
Tujuan panjang :
Setelah dilakukan perawatan 1x24jam infeksi tidak terjadi
Tujuan pendek :
Setelah dilakukan perawatan 3x24jam infeksi tidak terjadi dengan kriteria :
-     Luka bersih dan kering
-     Klien mampu melakukan perawatan luka post SC
1.  Ganti alat tenun
2.  Berikan antibiotik
1.  Pukul 11:00 WIB merapihkan tempat tidur dan mengganti alat tenun
Evaluasi:
Klien merasa nyaman dengan tempat tidur klien
2.  Pukul 11:45 WIB
-memberikan obat antibiotik
Evaluasi:
Klien diberi Phenbiotik 1x1
S :
klien mengatakan luka operasi mulai kering
O :
-Keadaan umum baik
-Luka operasi baik
-Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
A :
-Nyeri teratasi
-Resiko terjadi infeksi tidak terjadi
P :
Masalah teratasi













________________________________________________________________________________________________________














BAB III
KESIMPULAN


Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim.
Indikasi SC :
a. Partus lama & tidak maju.
b. Pre-eklamsia dan hipertensi.
c. Distosia serviks.
d. Janin besar melebihi 4000 gr.
e. Perdarahan antepartum.
f. Malpersentasi Janin

Diagnosa Keperawatan
a.       Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan karena sectio caesarea.
b.         Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan ketidakmampuan klien mengenai perawatan luka post op sc.
Perencanaan Keperawatan dan Implementasi
Intervensi :
Anjurkan klien untuk teknik relaksasi (nafas dalam)
Observasi tanda-tanda vital
Batasi aktivitas klien
Beri analgetik sesuai program
Ganti alat tenun
Berikan antibiotik

Implementasi :
1.  Pukul 07:15 WIB menganjurkan teknik relaksasi dengan nafas dalam
Evaluasi:
Klien melakukan relaksasi dengan nafas dalam
2.  Pukul 07:30 WIB mengobservasi tanda-tanda vital
Evaluasi:
TD = 100/70mmHg
S = 36,0˚C
R = 20x/menit
N = 80x/menit
3.    Pukul 08:00 WIB memberikan obat analgetik 1xl
Evaluasi:
Pronalges tab

4.    Pukul 11:00 WIB merapihkan tempat tidur dan mengganti alat tenun
Evaluasi:
Klien merasa nyaman dengan tempat tidur klien
5.  Pukul 11:45 WIB
-memberikan obat antibiotik
Evaluasi:

Evaluasi :
S :     -Klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang
          -Klien mengatakan bila bergerak nyeri masih ada
O :    Luka kering, ekspresi wajah meringis saat di palpasi
A :    masalah teratasi sebagian
P :    -Observasi tanda-tanda vital
          -Berikan obat sesuai therapi
I:       -mengukur tanda-tanda vital
TD: 100/70 mmHg
N: 80x/mnt
R: 20x/mnt
S: 36,0°C
          -memberikan therapi pronalges tab
E:     Klien mengatakan nyeri berkurang
R:     Lanjutkan intervensi

S :     klien mengatakan luka operasi mulai kering
O :    -Keadaan umum baik
          -Luka operasi baik
          -Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
A :    -Nyeri teratasi
          -Resiko terjadi infeksi tidak terjadi
P :    Masalah teratasi








________________________________________________________________________________________________________







DAFTAR PUSTAKA


http://sarungpreneur.com/contoh-kata-pengantar





























Share:

2 komentar:

  1. Terimakasih, semoga blog ini bermanfaat bagi para pembacanyaa .. Aamiin

    BalasHapus
  2. Terimakasih, semoga blog ini bermanfaat bagi para pembacanyaa .. Aamiin

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate