Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam Sejahtera !
Alhamdulillah, dengan rahmat Allah Swt Dokumen ini bisa dibuat. sebenarnya ini merupakan tugas kelompok saya di sekolah sebagai laporan hasil praktek kerja lapangan, tetapi gapapa saya post kan. barangkali ada yang perlu sebagai referensi untuk tugas sekolah juga atau pada saat bekerja di lapangan.
Sesungguh nya saya berharap tidak ada kesalahan dalam pembuatan Askep (Asuhan Keperawatan) ini, akan tetapi kesempurnaan itu sangatlah mustahil. Maka dari itu saya sangat menerima kritik dan saran nya yang anda berikan untuk menjadi lebih baik lagi, akan tetapi maafkan lah keselahan saya itu hehe..
berikut contoh asuhan keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.T
DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST SECTIO CAESAREA
DI RUANG PERAWATAN IBU
KLINIK UTAMA AMANDA
KLINIK UTAMA AMANDA
_______________________________________________________________________________________________________
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbilalamin,
banyak nikmat yang Allah Subhanahu wa
ta’ala berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya
milik Allah atas segala berkat, rahmat yang sangat besar, laporan Asuhan
Keperawatan ini bisa kami selesaikan.
Dalam
penyusunannya, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada : Ibu Nurhayati
selaku kepala sekolah, ibu Risma Arisyanti, dan pembimbing di klinik ;
Dr.Rizkar Sukarsa, Dr.Endah, Ibu Nurhayati, Ibu Cucu, Ibu Siti yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Dukungan dari keluarga dan dari teman-teman dekat yang membuat kami bersemangat
dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan Asuhan Keperawatan ini menuntun
pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun
kami berharap isi dari laporan Asuhan Keperawatan kami ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun kesempurnaan itu hanya milik Allah. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran membangun agar tugas Asuhan Keperawatan
ini dapat lebih baik lagi.
Jalancagak,
07 November 2016
Penyusun
______________________________________________________________________________________________________
DAFTAR ISI
1.1 Kata Pengantar .................................................................................................................................................... i
1.2 Daftar Isi :
.............................................................................................................................................................. ii
2.1 BAB 1 : Laporan Pendahuluan
....................................................................................................................... 1
3.1 BAB 2 : Asuhan Keperawatan
....................................................................................................................... 5
3.2 (I) Pengkajian
....................................................................................................................................................... 5
a. Identitas
................................................................................................................................................................ 5
b. riwayat kesehatan ............................................................................................................................................ 5
c. riwayat kehamilan, persalinan, dan KB ................................................................................................... 6
d. data sosial
............................................................................................................................................................ 6
e. data spiritual ..................................................................................................................................................... 6
f. pemeriksaan fisik
............................................................................................................................................. 6
g. data bilogis
......................................................................................................................................................... 8
h. data penunjang
.................................................................................................................................................. 8
i. pengobatan/therapy
....................................................................................................................................... 9
j. analisa data
........................................................................................................................................................... 9
3.3 (II) Diagnosa keperawatan berdasarkan
prioritas masalah
.......................................................... 10
3.4 (III) Perencanaan Keperawatan dan
Implementasi
.......................................................................... 11
4.1 BAB 3 : Kesimpulan
........................................................................................................................................ 13
5.1
Daftar Pustaka
.................................................................................................................................................. 14
_______________________________________________________________________________________________________
BAB I
LAPORAN
PENDAHULUAN
1. Definisi
Sectio
caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia untuk
melahirkan janin dari dalam rahim. (Mochtar, 1998)
2. Etiologi
Indikasi SC :
Indikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar sectio
caesarea adalah :
a. Prolog labour sampai neglected labour.
b. Ruptura uteri imminen.
c. Fetal distress.
d. Janin besar melebihi 4000 gr.
e. Perdarahan antepartum.
(Manuaba, I.B, 2001)
Sedangkan indikasi yang menambah tingginya angka persalinan dengan
sectio adalah :
a. Malpersentasi Janin.
1. Letak lintang
Bila terjadi
kesempitan panggul, maka sectio caesarea adalah jalan /cara yang terbaik dalam
melahirkan janin dengan segala letak lintang yang janinnya hidup dan besarnya
biasa. Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan sectio
caesarea walaupun tidak ada perkiraan panggul sempit. Multipara dengan letak
lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara lain.
2.
Letak belakang
Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang
bila panggul sempit, primigravida, janin besar dan berharga.
b.
Plasenta Previa sentralis dan Lateralis.
c.
Presentasi lengkap bila reposisi tidak berhasil.
d.
Gemeli menurut Eastman.
Sectio
caesarea dianjurkan bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu, bila
terjadi interior (looking of the twins), distosia karena tumor, gawat janin dan
sebagainya.
e. Partus lama.
f. Partus tidak maju.
g. Pre-eklamsia dan hipertensi.
h. Distosia serviks.
3.
Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan / hambatan pada
proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal /
spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit,
disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak
maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan
anestesi yang akan menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan
menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan
kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas
perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan
diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan
perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain
itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding
abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah,
dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran
histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut).
Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan
luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah
risiko infeksi.
4.
Manifestasi Klinis
Persalinan dengan Sectio Caesaria
, memerlukan perawatan yang lebih koprehensif yaitu: perawatan post operatif
dan perawatan post partum. Manifestasi klinis sectio caesarea menurut Doenges
(2001), antara lain :
a. Nyeri akibat ada luka
pembedahan.
b.
Adanya luka insisi pada bagian abdomen.
c. Fundus uterus kontraksi
kuat dan terletak di umbilicus.
d. Aliran lokhea sedang dan
bebas bekuan yang berlebihan (lochea tidak banyak).
e. Kehilangan darah selama
prosedur pembedahan kira-kira 600-800ml.
f. Emosi labil / perubahan emosional dengan mengekspresikan
ketidakmampuan menghadapi situasi baru.
g. Biasanya terpasang kateter urinarius.
h. Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar.
i. Pengaruh anestesi dapat
menimbulkan mual dan muntah.
j. Status pulmonary bunyi paru jelas dan vesikuler.
k. Pada kelahiran secara SC
tidak direncanakan maka bisanya kurang paham prosedur.
l. Bonding dan Attachment pada anak yang baru dilahirkan.
5. Komplikasi
1. Infeksi, lokasinya pada rahim dapat meluas ke organ-organ dalam
rongga panggul disekitarnya. Faktor-faktor predisposisi partus lama, ketuban
pecah dini, tindakan vaginal sebelumnya.
2. Pendarahan bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang
arteri uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri.
3. Luka kandung kemih.
4. Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga bisa terjadi
ruptur uteri pada kehamilan berikutnya.
5. Ruptur uteri pada kehamilan berikutnya (Wiknjosastro, 2005).
6.
Penatalaksanaan
a.
Pemberian cairan
Karena 6 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian
cairan perintravena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak
terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan
yang biasa diberikan biasanya DS 10%, garam fisiologi dan RL secara bergantian
dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan. Bila kadar Hb rendah diberikan
transfusi darah sesuai kebutuhan.
b.
Diet
Pemberian
cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu dimulailah
pemberian minuman dan makanan peroral. Pemberian minuman dengan jumlah yang
sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 - 8 jam pasca operasi, berupa air putih
dan air teh.
c.
Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :
1.
Miring kanan
dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 8 jam setelah operasi.
2.
Latihan
pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini mungkin setelah sadar.
3.
Hari pertama
post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk
bernafas dalam lalu menghembuskannya.
4.
Kemudian
posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk (semifowler).
5.
Selanjutnya
selama berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan belajar duduk selama
sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri, dan pada hari ke-3
pasca operasi.pasien bisa dipulangkan.
d.
Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak
pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. Kateter
biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan
keadaan penderita.
e.
Pemberian obat-obatan
1.
Antibiotik.
2.
Analgetik
dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan :
1)
Supositoria = ketopropen sup 2x/24 jam.
2)
Oral = tramadol tiap 6 jam atau paracetamol.
3)
Injeksi =
penitidine 90-75 mg diberikan setiap 6 jam bila perlu.
7. Diagnosa Keperawatan
a.
Nyeri berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas jaringan karena sectio caesarea.
b.
Resiko terjadinya infeksi
berhubungan dengan ketidakmampuan klien mengenai perawatan luka post op sc.
8.
Pemeriksaan penunjang
a.
Hemoglobin
atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar pra operasi dan
mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
b.
Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi.
c.
Tes golongan
darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah.
d.
Urinalisis/kultur urine.
e.
Pemeriksaan elektrolit.
________________________________________________________________________________________________________
BAB II
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Ny.T
DENGAN
DIAGNOSA MEDIS POST SECTIO CAESAREA
DI
RUANG PERAWATAN IBU
KLINIK
BERSALIN UTAMA AMANDA
1.
Pengkajian
A. Identitas
a.
Identitas Klien
Nama : Ny.T
Umur :
29 tahun
Jenis kelamin :
Perempuan
Agama :
Islam
Pendidikan :
Diploma
Pekerjaan :
Perawat
Status :
Menikah
Suku/Bangsa :
Sunda/Indonesia
Tanggal masuk :
08-10-2016
Tanggal pengkajian : 11-10-2016
No medrek :
00.44.16
Diagnosa medik : Post Sectio Caesarea
Alamat :
Jl. Sapan RT02/RW06 Desa Sumbersari Kec. Ciparay
Kab. Bandung
b.
Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Tn.F
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : TNI
Hubungan dengan klien : Suami
Alamat : Jl. Sapan RT02/RW06 Desa
Sumbersari Kec.Ciparay Kab. Bandung
B. Riwayat Kesehatan
1.
Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada luka post operasi
2.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh nyeri,
nyeri disebabkan oleh luka operasi, nyeri dirasakan seperti tersayat oleh benda
tajam, nyeri dirasakan didaerah luka post operasi, nyeri bertambah jika klien
bergerak secara aktif dan melakukan aktivitas berlebihan, dan nyeri berkurang
jika klien tidak banyak melakukan aktifitas, skala klien 3 (sedang), nyeri
dirasakan sewaktu-waktu.
3.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada tanggal 08-10-2016 klien
datang ke R.B Amanda Lembang dengan rencana SC Primer atas indikasi bekas SC,
tidak terdapat mules, tidak ada bloodshow, gerak janin dirasakan aktif.
Dilakukan pemeriksaan fisik dan di dapatkan data TD : 110/70mmHg, N : 76x/mnt, R: 16x/mnt, S :
36,0°C (dilihat dari data status klien). Dan pada akhirnya pada pukul 20.00 WIB
klien dilakukan operasi.
4.
Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan di dalam anggota keluarganya tidak
ada yang memiliki riwayat penyakit ataupun mengalami operasi SC (Sectio
Caesaria).
C. Riwayat Kehamilan, Persalinan,
dan KB
1.
Riwayat Kehamilan
·
Riwayat pemeriksaan kehamilan
Klien mengatakan selama
kehamilannya pada trimester ke I memeriksakan kehamilannya sebanyak 3x ke
dokter, pada trimester ke II 3x, dan pada trimester ke III sebanyak 4x.
·
Riwayat Imunisasi
Klien mendapatkan imunisasi
tetanus pada trimester I 1x.
·
Penyakit kehamilan
Klien mengatakan selama
kehamilannya tidak memiliki riwayat penyakit
2.
Riwayat Persalinan
Kehamilan
|
Ditolong oleh
|
Jenis persalinan
|
Jenis kelamin
|
BB dan TB
|
Penyakit
|
1
(pertama)
|
Dokter
|
SC (Sectio Caesarea)
|
Laki-laki
|
3650gram
|
-
|
2
(kedua)
|
Dokter
|
SC (Sectio Caesarea)
|
Laki-Laki
|
3330gram
|
-
|
3.
Riwayat KB
Klien mengatakan bahwa anak
pertama dan kedua menggunakan alat kontrasepsi jenis IUD selama ± 5 tahun.
D. Data Sosial
Hubungan klien dengan
keluarganya baik, terbukti saat klien berada di RB Amanda ada anggota keluarganya
yang menunggu dan menjaganya secara bergantian.
E. Data Spiritual
Klien beragama Islam,
namun selama di RB Amanda klien tidak melakukan shalat lima waktu, klien hanya
berdoa agar klien cepat sembuh dan pulang ke rumah.
F. Pemeriksaan Fisik
1.
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis 14-15 (klien dapat
menjawab pertanyaan yang diajukan dengan tepat)
Tanda-tanda
Vital :
Tekanan
darah = 100/70mmHg
Nadi = 80x/menit
Respirasi
= 20x/menit
Suhu = 36˚C
BJA = 140-160x/menit
2.
Kepala : Rambut dan kulit kepala bersih,
distribusi rambut merata, warna rambut hitam, tidak ada rasa
nyeri saat dipalpasi, tidak terdapat benjolan dan luka.
3.
Muka : Ekspresi wajah meringis kesakitan
4.
Mata : Konjungtiva kemerahan, penglihatan
kllien normal dibuktikan dengan klien dapat melihat
handphone dengan baik tanpa menggunakan kacamata,
pergerakan bola mata normal.
5.
Hidung : Bentuk
dan letak lubang hidung simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada sekret, fungsi penciuman
baik ditandai dengan klien dapat mencium aroma makanan yang
disajikan.
6.
Telinga : Letak dan lubang telinga simetris,
tidak terdapat serumen , tidak ada pembengkakan dan lesi,
fungsi pendengaran baik ditandai dengan klien dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan dengan tepat.
7.
Mulut dan Gigi
: Bibir lembab, tidak ada lesi,
tidak terdapat peradangan pada mulut dan gigi, gigi masih lengkap,
tidak terdapat caries, fungsi pengecapan baik.
8.
Leher : Simetris, tidak terdapat benjolan,
tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening dan
kelenjar tyroid, pergerakan baik.
9.
Dada : Rongga dada sometris, tidak terdapat
nyeri dada, respirasi 20x/menit,bunyi nafas vesiculer, tidak
terdapat bunyi tambahan seperti wheezing dan ronchi.
10.
Payudara : Simetris, payudara tidak bengkak,
puting susu menonjol, areola coklat, sedikit kotor, ASI
keluar, payudara teraba keras.
11.
Abdomen : Terdapat luka sectio caesarea dibawah
pusat, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, luka ± 10
cm, luka sudah tidak terlalu basah, tidak ada mual dan
muntah, adanya nyeri tekan.
12.
Genetalia : Lochea rubra dan berbau amis, klien
memakai pembalut, perdarahan satu pembalut tidak penuh,
perdarahan ±500cc, tidak terpasang kateter, BAK lancar.
13.
Rectum : Terdapat lubang anus, klien mengatakan
belum BAB
14.
Ektremitas
a.
Ektremitas atas : Tangan
kanan dan kiri dapat bergerak dengan bebas, tidak terpasang infus, tidak terdapat
lesi, bentuk kedua tangan sama panjang,
kuku pendek.
b.
Ektremitas bawah : Pergerakan
bebas, tidak terdapat lesi, kedua kaki sama panjang, kuku pendek.
G.
Data
Biologis
Data Biologis
|
Di rumah
|
Di RB Amanda
|
1. Pola Nutrisi
·
Makan
·
Minum
|
·
3x/hari, 1 porsi habis; nasi, lauk pauk, sayuran
·
± 6-8 gelas/hari; air putih, teh
|
·
3x/hari, habis ½ - 1 porsi; bubur/nasi, lauk
pauk, sayur
·
± 6-7 gelas/hari, air putih
|
2. Pola Eliminasi
·
BAK
·
BAB
|
·
BAK ± 5-6x/hari, warna kuning jernih, lancar
·
BAB 1x/hari, konsistensi lembek
|
· BAK ±
4-6x/hari, warna kuning jernih
· Klien belum BAB
|
3. Pola istirahat
tidur
·
Tidur malam
·
Tidur siang
|
·
± 7-8 jam/hari, nyenyak
·
± 1-2 jam/hari, nyenyak
|
· ± 5 jam/hari,
sering terjaga, karena suasana asing dan menyusui bayi
· ± 1 jam/hari,
sering terjaga
|
4. Personal
Hygiene
·
Mandi
·
Gosok Gisi
·
Keramas
|
·
2x/hari
·
2x/hari
·
3x/minggu
|
· Selama di
klinik klien mandi 1x
· 1x/hari
· Selama di
klinik klien belum pernah keramas
|
5. Pola Aktifitas
|
Klien beraktifitas
seperti biasa selaku ibu rumah tangga, dan pergi bekerja selaku perawat
|
Klien sudah
bisa beraktifitas sendiri, namun klien masih lemah
|
H.
Data
Penunjang
a. Hasil
pemeriksaan laboratorium pre operasi pada tanggal 09 oktober 2016
No
|
Jenis Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai Rujukan
|
Satuan
|
Metode
|
1
|
Hemoglobin
|
9,5
|
12-16
|
mg/dl
|
Photometri
|
2
|
Leukosit
|
10,70
|
4,8-10,8
|
10 ̂3µL
|
Impedence
Electric
|
3
|
Eritrosit
|
3,97
|
3,3-5,8
|
10 ̂6µL
|
Impedence
Electric
|
4
|
Hematokrit
|
30,2
|
30-50
|
%
|
Impedence
Electric
|
5
|
Trombosit
|
262
|
150-450
|
10 ̂3µL
|
Impedence
Electric
|
6
|
MCV (VER)
|
76,0
|
80-94
|
fl
|
Impedence
Electric
|
7
|
MVH (HER)
|
23,8
|
27-31
|
pg
|
Impedence
Electric
|
8
|
MCHC (KHER)
|
31,3
|
33-37
|
%
|
Impedence
Electric
|
b.
Hasil pemeriksaan laboratorium
post operasi pada tanggal 09 oktober 2016
No
|
Jenis
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai Rujukan
|
Satuan
|
Metode
|
1
|
Hemoglobin
|
8,3
|
12-16
|
mg/dl
|
Photometri
|
2
|
Leukosit
|
18,60
|
4,8-10,8
|
10 ̂3µL
|
Impedence
Electric
|
3
|
Eritrosit
|
3,49
|
3,3-5,8
|
10 ̂6µL
|
Impedence
Electric
|
4
|
Hematokrit
|
26,4
|
30-50
|
%
|
Impedence
Electric
|
5
|
Trombosit
|
225
|
150-450
|
10 ̂3µL
|
Impedence
Electric
|
6
|
MCV (VER)
|
75,7
|
80-94
|
fl
|
Impedence
Electric
|
7
|
MVH (HER)
|
23,9
|
27-31
|
pg
|
Impedence
Electric
|
8
|
MCHC (KHER)
|
31,6
|
33-37
|
%
|
Impedence
Electric
|
I.
Pengobatan
/ therapy
1.
Lactamam 2x1
2.
Imesco 1x1
3.
Cavit D3 1x1
4.
Pronalges tab 3x1
J.
Analisa
Data
No
|
Data Senjang
|
Etiologi
|
Masalah
|
1
|
DS :
-klien mengeluh
nyeri pada daerah luka operasi
DO :
-terdapat luka
operasi SC ± 10cm
-luka tertutup
perban
-luka berbentuk
vertical
-klien tampak
meringis kesakitan
-skala nyeri 3
|
Tindaka Sectio Caesarea
Terputusnya kontinuitas jaringan
Merangsang pengeluaran Vasoaktif
(Serotinin, bradikinin, histamin)
Nyeri di hantarkan ke hypothalamus
Nyeri di persepsikan
|
Nyeri
|
2
|
DS :
-klien
mengatakan bahwa klien tidak mampu merawat luka sectio caesaria sendiri
DO :
-terdapat luka
post SC
-luka ± 10 cm
berbentuk vertikal
|
Terdapat luka operasi sectio caesarea
Terputusnya kontinuitas jaringan
Tempat masuknya mikro organisme kedalam
luka post operasi
Resiko
terjadinya infeksi
|
Resiko terjadinya infeksi pada luka post
operasi
|
2.
Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas
masalah
a.
Nyeri berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas jaringan karena sectio caesaria
b.
Resiko terjadinya infeksi
berhubungan dengan ketidakmampuan klien mengenai perawatan luka post op sc
3. Perencanaan Keperawatan dan Implementasi
No
|
Tanggal
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Perencanaan
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
|
Tujuan
|
Intervensi
|
|||||
1
|
11-10-2016
|
Nyeri berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan karena sectio caesaria, ditandai dengan
Ds:
- Klien mengeluh nyeri pada luka operasi
Do:
-Terdapat luka operasi SC ± 10 cm
-Luka berbentuk vertical
-Klien tampak meringis
-Skala nyeri 3
|
Tujuan panjang :
Setelah 3 hari perawatan gangguan nyeri
teratasi.
Tujuan pendek :
Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam
luka operasi kering, dengan kriteria :
-
Klien tidak mengeluh nyeri
-
Ekspresi wajah rileks
-
Skala nyeri berkurang menjadi 1
-
Luka klien kering
|
1. Anjurkan klien
untuk teknik relaksasi (nafas dalam)
2. Observasi
tanda-tanda vital
3. Batasi
aktivitas klien
4. Beri analgetik
sesuai program
|
1. Pukul 07:15 WIB
menganjurkan teknik relaksasi dengan nafas dalam
Evaluasi:
Klien
melakukan relaksasi dengan nafas dalam
2. Pukul 07:30 WIB
mengobservasi tanda-tanda vital
Evaluasi:
TD
= 100/70mmHg
S
= 36,0˚C
R
= 20x/menit
N
= 80x/menit
3. Pukul 08:00 WIB
memberikan obat analgetik 1xl
Evaluasi:
Pronalges
tab
|
S :
-Klien mengatakan nyeri sudah mulai
berkurang
-Klien mengatakan bila bergerak nyeri
masih ada
O :
-Luka kering, ekspresi wajah meringis
saat di palpasi
A :
masalah teratasi sebagian
P :
-Observasi tanda-tanda vital
-Berikan obat sesuai therapi
I:
-mengukur tanda-tanda vital
TD: 100/70 mmHg
N: 80x/mnt
R: 20x/mnt
S: 36,0°C
-memberikan therapi pronalges tab
E:
- Klien mengatakan nyeri berkurang
R:
-Lanjutkan intervensi
|
2
|
11-10-2016
|
Resiko terjadi infeksi berhubungan
dengan ketidak mampuan klien mengenai perawatan luka post op sc, ditandai
dengan:
DS :
-Klien mengatakan belum di ganti balutan
DO :
-Adanya luka operasi berbentuk vertikal
± 10cm
|
Tujuan panjang :
Setelah dilakukan perawatan 1x24jam
infeksi tidak terjadi
Tujuan pendek :
Setelah dilakukan perawatan 3x24jam
infeksi tidak terjadi dengan kriteria :
- Luka bersih dan
kering
- Klien mampu
melakukan perawatan luka post SC
|
1. Ganti alat
tenun
2. Berikan
antibiotik
|
1. Pukul 11:00 WIB
merapihkan tempat tidur dan mengganti alat tenun
Evaluasi:
Klien
merasa nyaman dengan tempat tidur klien
2. Pukul 11:45 WIB
-memberikan
obat antibiotik
Evaluasi:
Klien
diberi Phenbiotik 1x1
|
S :
klien mengatakan luka operasi mulai
kering
O :
-Keadaan umum baik
-Luka operasi baik
-Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
A :
-Nyeri teratasi
-Resiko terjadi infeksi tidak terjadi
P :
Masalah teratasi
|
________________________________________________________________________________________________________
BAB III
KESIMPULAN
Sectio
caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia untuk
melahirkan janin dari dalam rahim.
Indikasi SC :
a. Partus lama & tidak maju.
b. Pre-eklamsia dan hipertensi.
c. Distosia serviks.
d. Janin besar melebihi 4000 gr.
e. Perdarahan antepartum.
f. Malpersentasi Janin
Diagnosa
Keperawatan
a.
Nyeri berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas jaringan karena sectio caesarea.
b.
Resiko terjadinya infeksi
berhubungan dengan ketidakmampuan klien mengenai perawatan luka post op sc.
Perencanaan
Keperawatan dan Implementasi
Intervensi :
Anjurkan klien
untuk teknik relaksasi (nafas dalam)
Observasi
tanda-tanda vital
Batasi aktivitas
klien
Beri analgetik
sesuai program
Ganti alat tenun
Berikan
antibiotik
Implementasi :
1. Pukul 07:15 WIB
menganjurkan teknik relaksasi dengan nafas dalam
Evaluasi:
Klien
melakukan relaksasi dengan nafas dalam
2. Pukul 07:30 WIB
mengobservasi tanda-tanda vital
Evaluasi:
TD
= 100/70mmHg
S
= 36,0˚C
R
= 20x/menit
N
= 80x/menit
3. Pukul 08:00 WIB
memberikan obat analgetik 1xl
Evaluasi:
Pronalges
tab
4. Pukul 11:00 WIB
merapihkan tempat tidur dan mengganti alat tenun
Evaluasi:
Klien
merasa nyaman dengan tempat tidur klien
5. Pukul 11:45 WIB
-memberikan
obat antibiotik
Evaluasi:
Evaluasi :
S
: -Klien
mengatakan nyeri sudah mulai berkurang
-Klien mengatakan bila bergerak nyeri
masih ada
O
: Luka kering, ekspresi wajah meringis
saat di palpasi
A
: masalah teratasi sebagian
P
: -Observasi tanda-tanda vital
-Berikan obat sesuai therapi
I: -mengukur tanda-tanda vital
TD:
100/70 mmHg
N:
80x/mnt
R:
20x/mnt
S:
36,0°C
-memberikan therapi pronalges tab
E: Klien mengatakan nyeri berkurang
R: Lanjutkan intervensi
S
: klien mengatakan luka operasi mulai
kering
O
: -Keadaan umum baik
-Luka operasi baik
-Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
A
: -Nyeri teratasi
-Resiko terjadi infeksi tidak terjadi
P
: Masalah teratasi
________________________________________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
http://sarungpreneur.com/contoh-kata-pengantar
Terimakasih, semoga blog ini bermanfaat bagi para pembacanyaa .. Aamiin
BalasHapusTerimakasih, semoga blog ini bermanfaat bagi para pembacanyaa .. Aamiin
BalasHapus